Filsafat dan Obyeknya (7)

Sirajuddin Zar-Jika tidak ditemukan hasil sama, penemuan seperti itu tidak dapat direkomendasi oleh para saintis lain dan dipandang tidak pernah ada.
1. al-Wujud atau ontologi;
Ada pun objek bahasan filsafat terbagi menjadi tiga bahasan pokok:
2. aI-Ma’rifat atau epistemologi;
3. al-Qayyirn atau aksiologi.
Pembahasan ontologi mencakup hakikat segala yang ada (al-manjudat) . Dalam dunia filsafat “yang mungkin ada” termasuk dalam pengertian “yang ada.” Dengan kata lain, ‘yang mungkin ada” merupakan salah satu jenis “yang ada.” Dan ia tidak dapat dimasukkan ke dalam kelompok “yang tiada,” dalam arti tidak ada atau dalam bahasa lain “mustahil ada.”
Pada umumnya bahasan “yang ada” (al-manjudad) terbagi menjadi dua bidang, yakni fisika dan metafisika. Bidang fisika mencakup tentang manusia, alam semesta, dan segala sesuatu yang terkandung di dalamnya, balk benda hidup maupun benda mati. Sementara bidang metafisika membahas ketuhanan dan masalah yang imateri.
Pembahasan epistemologi bersangkutan dengan hakikat pengetahuan dan cara bagaimana atau dengan sarana apa pengetahuan dapat diperoleh. Pembicaraan tentang hakikat pengetahuan ini ada dua teori. Teori pertama yang disebut dengan realisme berpandangan bahwa pengetahuan adalah gambar atau kopi yang sebenarnya dan apa yang ada dalam alam nyata. Gambaran atau pengetahuan yang ada dalam akal adalah kopi dan yang ash yang terdapat di luar akal. Jadi, pengetahuan menurut teori ini sesuai dengan kenyataan.
Sementara itu, teori kedua yang disebut dengan idealisme berpandangan bahwa pengetahuan adalah gambaran menurut pendapat atau penghihatan orang yang mengetahui. Berbeda dengan reahisme, pengetahuan menurut teori ideahisme ini berarti tidak menggambarkan kebenaran yang sebenarnya karena, menurutnya, pengetahuan yang sesuai dengan kenyataan adalah mustahil.
Pembicaraan tentang metode-metode untuk memperoleh pengetahuan ada dua teoni pula. Teori pertama yang disebut dengan empirisme berpandangan bahwa pengetahuan diperoleh dengan perantaraan pancaindra. Alat utama inilah yang memperoleh kesankesan dan apa yang ada di alam nyata. Kesan-kesan tersebut berkumpul dalarn din manusia yang kemudian menyusun, dan mengaturnya menjadi pengetahuan. Sementara itu, teoni kedua yang disebut dengan rasionahisme berpandangan bahwa pengetahuan diperoleh dengan perantaraan akal. Memang untuk memperoleh data-data dan alam nyata dibutuhkan pancaindra, tetapi untuk menghubung-hubungkan satu data dengan data Iainnya atau untuk menerjemahkan satu kejadian dengan kejadian Iainnya yang terjadi di alam nyata ini dibutuhkan sekahi akal. Andaikan bersandar pada pancaindra semata, nianusia tidak akan mampu menafsirkan proses alamiah yang terjadi di jagad raya in Jadi, akahlah yang menyusun konsep-konsep rasional yang disebut dengan pengetahuan.

0 comments:

Post a Comment