Alam Semesta Jamak - al-Aalamin

Di dalam Al Qur'an Allah menyebutkan penciptaan
lebih dari satu alam atau alam jamak. Di dalam
surat Al Fatihah ayat ke-2 disebutkan kata "al-
aalamin" .yang merupakan bentuk jamak dari kata
Bahasa Arab "alam". Para teolog umumnya
menyebutkan alam secara umum sebagai sesuatu
selain Allah. Jadi berarti jamak. Sedangkan alam
menurut para filosof adalah kumpulan jauhar yang
tersusun dari materi dan bentuk yang ada di bumi
dan di langit
[84]
. Jadi alam fisik. Dalam pengertian
sains modern, berarti para filosof memaknai alam
sebagai segala sesuatu yang berada di dalam
kontinuum ruang-waktu fisikal.

Uraian lengkap mengenai makna kata al-aalamin
berikut ini dikutip tafsir Al Mishbah jilid ke-1 karya
M. Quraish Shihab hal 30 :

"Kata Aalamin adalah bentuk jamak dari kata alam. Ia
terambil dari akar kata yang sama dengan ilmu atau
alamat (tanda). Setiap jenis makhluk yang memiliki ciri
yang berbeda dengan selainnya, maka ciri tersebut menjadi
alamat/tanda baginya, atau dia menjadi sarana/alat
sebagai sarana untuk pengetahuan tentang wujud Sang
Pencipta. Dari sini kata tersebut biasa dipahami dalam
arti alam raya atau segala sesuatu selain Allah."

Dalam memodelkan relasi antara Allah, alam
semesta, dan manusia secara integralistis yang
sudah saya uraikan sebelumnya, maka kalimat
"alam fisik dan non fisik" yang saya maksud adalah
yang sesuai dengan makna kata bahasa Arab "al-
aalamin" yaitu bentuk jamak dari kata "alam" (bahasa
Arab) . Dengan kata lain, alam itu lebih dari satu
baik yang fisik maupun non fisik.


2.1 Alam Semesta Jamak : Tatanan 7 Langit-
Bumi

Sains modern, dalam melakukan pengkajian alam
semesta lebih cenderung menggunakannya dalam
pengertian fisik atau di dalam kontinuum ruang-
waktu. Jadi pengertian alam semesta secara sains
adalah alam yang dapat menjadi sarana bagi
makhluk berakal dengan melalui tanda-tanda atau
fenomenanya yang tertangkap semua jenis indera-
indera alamiahnya maupun peralatan buatannya
untuk mengenal Allah. Oleh karena itu dalam kajian
sebelumnya saya katakan bahwa saya lebih setuju
kalau kontinuum ruang-waktu fisikal dipahami
secara menyeluruh sebagai kontinuum kesadaran
diri-ruang-waktu (pikiran-ruang-waktu). Dengan
kata lain, ada aspek-aspek psikologis dan metafisis
selain aspek fisis karena adanya peran manusia
dalam memahami alam semesta sebenarnya
cenderung psikologis bukan mekanis. Apalagi
dalam perspektif penciptaan dimana manusia
sejatinya menjadi rujukan utama bagi semua
penciptaan makhluk lainnya.

Menurut analisis Sirajuddin Zar
[84]
, al-aalamin di
dalam Al Qur'an sendiri tercantum di dalam
beberapa ayat dan mempunyai makna yang
bermacam-macam tergantung dari konteks ayat
tersebut. Misalnya al-aalamin di dalam QS 2:47 dan
QS 2:122 dapat dimaknai sebagai umat manusia
atau pada QS 3:96 dimaknai sebagai manusia.
Sedangkan pada QS 12:104, 38:87, 68:52, 81:27
istilah zikr li al-aalamin dapat diartikan sebagai
bangsa manusia dan jin. Jadi, pengertian al-aalamin
tidak dapat digunakan sebagai alam semesta atau
dalam bahasa Inggris universe . Namun, kata ini
dapat dibenarkan bila dimaksudkan untuk
menunjukkan banyaknya alam yang dipelihara
Tuhan dimana sebagian darinya tidak diketahui oleh

0 comments:

Post a Comment