Alam Semesta Jamak - al-Aalamin

ruang-waktu. Saya tidak akan menguraikan lebih
jauh hubungan simbolis matematis ini.

Kontinuum ruang-waktu yang berbeda antara satu
langit-bumi dengan langit-bumi lainnya
menunjukkan adanya relativitas waktu yang selaras
dengan pengertian ayat-ayat al-Qur'an yang
menginformasikan dengan eksak kesetaraan
sehari=1000 tahun dan sehari=50.000 tahun (QS
32:5, QS 70:4), dan materinya sesuai dengan
karakteristik relativitas ruang-waktu di alam
tersebut, dalam arti boleh jadi menjadi kurang
materialistik dan bersifat immaterial dan lebih
energetis dibanding dunia kita ini. Bisakah alam-
alam lain ini dibuktikan secara ilmiah merupakan
suatu pertanyaan yang sulit dijawab. Mengingat,
sampai saat ini kosmologi alam semesta fisik
dimodelkan berdasarkan kerangka intelektual
manusia yang memiliki keterbatasan (dalam rujukan
kontinuum ruang-waktu tanpa kesadaran).

Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita
mencoba meninjau berbagai pandangan mengenai
alam atau ruang-waktu lain ini dari sudut pandang
spiritual atau batiniah Islam yang subyektif realistis
menurut pelakunya dan sudut pandang dunia
kuantum yang mewakili sains modern namun
mempunyai kemiripan dengan pandangan spiritual.
Titik temu antara keduanya menjadi mungkin
mengingat dunia spiritual atau metafisika dengan
sains modern khususnya Teori Kuantum memiliki
kemiripan cara pandang. Dengan demikian, dalam
kerangka "Pengetahuan Makrifat" , titik temu dari
kedua pendekatan ini merupakan suatu contoh
dimana dunia spiritual memandu sains modern
untuk memaknai dunia non-fisik yang mulai
dirambahnya.

Sudut pandang yang tepat dalam membicarakan
aspek-aspek batiniah agama Islam saat ini terwakili
oleh kalangan sufi atau seringkali disebut sebagai
pandangan tasawuf. Sufisme atau secara formal
ilmu pengetahuan keislaman yang disebut tasawuf
memang sudah menjadi bagian dari perkembangan
agama Islam sejak awal-awal abad Hijriah
[9,10,42,62]
.
Bahkan dikatakan bahwa ruh agama Islam adalah
Tasawuf. Khususnya sejak peristiwa Isra dan Mi'raj
dialami oleh Nabi Muhammad SAW dan diketahui
melintasi banyak alam. Peristiwa ini diimani oleh
sebagian besar Umat Islam sebagai mukjizat
kenabian dan menjadi inspirasi perjalanan ruhani
yang dapat dicapai manusia. Peristiwa ini juga
menunjukkan Kosmos Islam sebenarnya dimana
aspek-aspek kesadaran sudah dimasukkan sebagai
suatu realitas yakni kesadaran - ruang -waktu.
Sedangkan sudut pandang dunia kuantum diwakili
oleh apa yang sudah menjadi landasan Teori
Kuantum yang digagas oleh ilmuwan-ilmuwan
fisika teoritis awal abad ke-20 seperti Max Planck,
Niels Bohr, Heisenberg, Paul Diract, Schrodinger,
Albert Einstein dan yang lainnya.

0 comments:

Post a Comment